Tanaman Langka
Menurut Sidiyasa (1998), tanaman sawokecik adalah tumbuhan berupa pohon yang dapat mencapai tinggi 30 m dan diameter batang lebih dari 100 cm, batangnya berbanir tebal dengan tinggi banir sampai 1,5 m, serta kulit batang retak-retak dan beralur. Pohon yang muda biasanya lurus tetapi kadang-kadang berliku dan bercabang. Pohon ini memiliki kulit yang tipis dan warna kayu umumnya putih kekuningan. Pohon dewasa, umumnya mempunyai percabangan rendah dengan rata-rata tinggi batang bebas cabang antara 8-10 m dengan ketebalan kulit sekitar 0,5-2 cm dan diameter sekitar 30-100 cm.
Pohon sawokecik memiliki daun tunggal yang berkelompok di ujung ranting, berbentuk bulat telur terbalik melebar hingga menjorok lebar, berukuran 5-15 cm x 3-8 cm. Permukaan atas daun licin, berwarna hijau tua mengkilap, permukaan bawah berbulu halus menyerupai beludru berwarna kelabu kecoklatan, pangkal melancip, ujungnya membundar hingga agak bertakik. Tulang daun utama menonjol ke bawah, tulang daun sekunder berjumlah 9-30 pasang, dengan panjang tangkai daun 1,3-3,7 cm (Sidiyasa, 1998).
Bunga terletak pada ketiak daun, mengelompok 1 hingga 3 bunga dan termasuk bunga berkelamin dua. Kelopak bunga dalam dua karangan tiga-tiga, berbentuk segitiga atau bulat telur meruncing, berwarna putih kekuning-kuningan dengan bintik-bintik warna merah muda, diameter bunga sekitar 1 cm, panjangnya 4-7 cm. Tabung mahkota pendek, benang sari 6 yang tertancap pada leher. Bakal buah mempunyai ruang 1-6. Buah berbentuk bulat telur atau elips dengan panjangnya 2-3 cm (Sidiyasa, 1998).
Buah dapat dimakan, rasanya manis agak sepat dan tidak banyak mengandung air. Buah yang muda berwarna hijau, semakin tua warna buah berangsur-angsur menjadi kuning, oranye sampai kemerahan. Buah mengandung biji 1-6 (umumnya 2-3), mengkilap, berukuran sekitar 2 cm x 1 cm x 0,75 cm (Sidiyasa, 1998).
Manfaat Sawo Kecik
Kayu sawokecik secara lokal dimanfaatkan untuk konstruksi rumah mewah, terutama untuk tiang pendopo. Di daerah Sulawesi Selatan dan Bima, kayu ini dimanfaatkan untuk tiang rumah yang tahan hama, awet dan kuat meskipun berdiri di atas lumpur. Fungsi utama sebagai bahan baku industri barang kerajinan dan perpatungan. Kayu ini tahan gesekan, dan kekuatannya seolah-olah seperti baja yang berserat halus dan lurus serta bertekstur halus, awet dan kuat, sehingga dipergunakan untuk membuat barang-barang bubutan dan alat-alat penggiling, alat-alat pertukangan, juga untuk membuat kincir air, baling-baling dan lain-lain (Prosea, 1994).
Jenis pohon ini pernah diusulkan untuk dimanfaatkan sebagai tanaman reboisasi di daerah yang kondisi tanahnya jelek, berbatu-batu, mengandung pasir, terutama di daerah pantai dan daerah yang relatif kering (Setiawan, 2000).
Status Konservasi :
Sawo Kecik merupakan tanaman yang terancam punah karena tidak dilindungi dengan baik. sawo kecik meskipun sudah mulai langka karena mulai jarang yang membudidayakan namun masih dapat ditemui di seluruh Indonesia kecuali Kalimantan. Untuk itulah diperlukan tindakan pelestarian dan konservasi (Anonim7, 2016).
Klasifikasi tanaman sawo kecik menurut Sugati dan Johny (1991) adalah sebagai berikut:
Sawo kecik meskipun sudah mulai langka karena mulai jarang yang membudidayakan namun masih dapat ditemui di seluruh Indonesia kecuali Kalimantan.
Sebagai salah satu perusahaan pupuk terkemuka di Indonesia, kami memiliki sistem manajemen untuk pengelolaan limbah agar tetap berdampak baik bagi lingkungan. Sistem ini kami memiliki nama Si-Jeli (Sistem Informasi Manajemen Lingkungan).
pg@petrokimia-gresik.com
031-3981811, 3982100, 3982200
031-3981722, 3982272
Jl. Jenderal Ahmad Yani - Gresik 61119
Copyright © 2022, Petrokimia Gresik by Digital Informatika